reuni enam biji

Selama ini gue berkomunikasi sama temen-temen lama gue yang jaraknya agak jauh cuma pake media ponsel, yang bisa bbm, whatsapp, line, facebook, sms dan lain sebagainya, gue rasa itu sudah cukup untuk menghapus rasa kengen gue sama temen-temen gue.

April tanggal 1

Hari ini gue kumpul sama temen-temen lama gue yang udah lama gak ketemu, ya sekitar beberapa bulan gitu, lama banget kan?
Gue boncengan sama temen gue arwin si klowor.sebelumnya, lewat bbm, dia gue suruh ke rumah gue untuk ngejemput, awalnya sih dia gak mau, takut gue apa-apain gitu kayaknya. Padahal enggak mungkin lah…
Tapi akhirnya dia mau.

Arwin datang pake kaos v neck kuning dan celana pencil ke rumah gue.
Gue: loh kok… (melihat kaosnya yang warnanya sama dengan warna kaos gue)…gue ganti baju dulu
Arwin: gausah
Gue: tapi… (gue nunjuk baju gue sama bajunya)
Arwin: *menatap canggung* iya cepetan

Gue yang saat itu udah nunggu dan udah siap berangkat akhirnya gue ganti baju dulu, karena saat itu kaos gue juga kuning, gue takut kalo temen-temen gue yang lain ngira kalo kita itu couple, itu jijik banget kan, apa lagi kalo kita di jalan dikira tai ngambang di udara atau istilah kerenya flying shit… singkat cerita akhirnya gue ganti kaos hitam saja.
…
Gue akhirnya berangkat sama klowor, klowor bilang kalo kita udah di tunggu fais di warung yang biasa kita pake makan dulu.
Akhirnya kita sampai warung itu, tapi kita gak ngeliat si fais itu, arwin juga sudah ngirim sms ke fais, katanya ia di warung itu, tapi gue cari-cari juga tetap gak ada.
Gue di suruh arwin buat tanya ke emak warung, fais ada disini atau enggak, gue bingung nanyanya gimana, apakah gue harus menjelaskan secara terperinci bagaimana ciri-ciri fais, itu kan gak mungkin, gue nanti malah dikira polisi yang sedang nyari buronan, dan mungkin si emak bakal bikin sketsa gambar si fais. gak lucuk kan.
Akhirnya dengan bodoh gue tanya “mak fais ada disini?” Dan emak warung itu hanya bengong dengan pertanyaan gue, ia menggelengkan kepalanya. Ya sebenernya sih gue yang bego, emak warung mana tahu fais itu yang mana, mana dia tahu nama orang yang datang ke warungnya. akhirnya gue bilang ke arwin “fais gak ada wor”.
Kami masih menunggu fais di depan warung itu, sambil terus menghubunginya via sms.
Tak lama berselang akhirnya fais muncul dari dalam warung itu, “hahaha” dia tertawa “habis boker” katanya. ternyata benar fais ada disitu, hanya saja emak warung yang membohongi gue, gue yakin pasti emak warung mengira gue lagi main petak umpet sama si fais.
Saat itu gue ingin bilang di depan emak warung, “emak…. tenyata, emak adalah seorang pembohong, cukup emak, cukup kau bohongi aku mak” tapi itu gak mungkin gue lakukan, gue pasti akan disangka orang gila yang lepas dari rumah sakit jiwa.
Well, akhirya kita bertiga berangkat ke rumahnya nanda, dia adalah cewek yang ganas, nanda adalah anggota perguruan silat yang ternama, dia bisa terbang seperti belalang, dan menyengat seperti lebah.
Tapi di tengah jalan fais bilang mau ngejemput si oki dulu, oki adalah cewek yang gue bilang gosipin saher shek di postingan gue yang berjudul perubahan selera cewek.
Ya udah, gue dan arwin pergi dulu ke rumah nanda, nunggu fais dan oki di sana.
Sampai di rumah nanda, gue sama arwin bingung karena disana gak nemuin satu orang pun, rumahnya sepi, gue mau teriak-teriak takut kalo tiba-tiba ada tetangga ngelempar meja ke kepala gue.
Gue dan arwin hampir pergi dari sana karena takut dikira maling. Dan saat kami sebenernya juga ingin pulang. Tapi saat mau pergi tiba-tiba ada suara yang ngebas “WOE”, kayak suara preman lagi mau malakin anak stm.
Gue reflek jawab “HEH”
Arwin: kenapa di jawab?
Gue: sudah terlanjur.
Akhirnya kita menghampiri suara itu, dan suara yang gue kira suara bapaknya nanda tenyata itu adalah suara nanda, nanda memakai baju seperti ibu-ibu yang sedang hamil.
Nanda: jadi gimana?
Arwin: apanya?
Gue: panas
Nanda: terus, gue mau ganti baju dulu ya
Gue: panas
Arwin: panas
Nanda: kenapa?
Gue: minum es enak kayaknya
Nanda: oalah
Arwin: iya enak kayaknya
Nanda: tunggu
*Jangan tiru adegan itu, kalo bertamu ke rumah orang dan meminta macam-macam sebenarnya itu gak baik, tapi itu terpaksa gue lakuin, karena gue kepanasan dan haus.

Singkat cerita waktu nanda buatin minuman. gue dan arwin ngobrol ngalor ngidul gak jelas di depan rumah nanda, dan tak lama oki dan fais datang. Dan kita ngobrol di rumah nanda. Nanda datang mebawa dua gelas es.
Nanda: loh minumnya cuma dua
Arwin: udah gapapa, yang lain gak haus
Gue: nda gue gak minum es kok, gue juga gak haus. kasih ke fais aja
Fais: enggak, gak usah
Gue: yaudah gue haus *ngambil gelas berisi air minum itu dan meneguknya dangan antusias.
Oki: katanya gak haus…
*Gue menghabiskanya.
Kita ngobrol berlima tentang tujuan kita untuk ke rumah indra.
Arwin: Yaudah ayo kerumah indra, dari tadi ngobrol terus, kapan kesanaya?

...

Kita berlima ke rumah indra, kita masuk ke rumahnya, kita duduk, indra datang dengan senyum anehnya seperti seekor kucing keracunan.

Hehehe katanya
Hhehe kita berlima juga ikut ketawa, gue merasa dia mulai gila.

Disana kita ngobrol banyak, tentang film yang pernah kita buat, tentang teman-teman lain, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita masing-masing. indra yang bertambah tinggi, arwin dan fais yang bertambah gemuk dari sebelumnya tapi tetap terlihat sama tinggi dari sebelumya, oki yang semakin merasa gemuk, padahal gue lihat tetap saja seperti dulu (begitulah sifat cewek: ia selalu merasa bermasalh dengan berat badan), menurut gue dia cuma tambah cantik doang, nanda yang semakin gemuk, ini benar adanya, mungkin nanda makan daging beruang kali ya.
Sementara gue,gue rasa belum ada perubahan pada diri gue, gue masih belum dewasa, masih saja polos dan lugu (lucu dan guoblok). Tinggi badan yang menurut gue gak bertambah, menurut gue hanya satu yang berubah dari diri gue, yaitu bulu hidung yang tumbuh dengan biadab hingga terlihat menjuntai ke berbagai penjuru. Tapi gue gak tahu kenapa mereka bilang kalo gue tambah tinggi.
Ya ini lah sepertinya yang di bilang “kau tidak akan menyadari perubahan yang terjadi pada dirimu karena kau terlalu sibuk mencari perubahan pada diri orang lain”
Ya gue gak tahu apa maksutnya, mungkin gue gak menyadari terjadi perubahan pada diri gue sendiri karena setiap hari gue merasa biasa-biasa saja, sementara gue menganggap mereka berubah karena gue udah lama gak ketemu mereka, dan mereka memang berbeda dengan yang terakhir gue lihat.

Lupakan perubahan-peeubahan wujud itu.

Yang gue gak suka saat berkumpul waktu itu adalah: kita yang hanya berjumlah enam biji tapi kita ngobrolnya gak enak, gak enak yang gue masud disini adalah, kita ngobrol tapi beberapa di antara kita tetap ngluarin ponsel, terpaku pada ponsel, entah untuk apa gue gak tahu, dan obrolan kita pun terhenti-henti karena itu. gue terus-terusan berusaha untuk tidak ngeluarin ponsel dan berusaha nerusin obrolan dan berusaha bertindak lucu berkata bodoh agar mereka tidak terpaku terus pada ponsel mereka, agar kita bisa ngbrol seperti tujuan kita berkumpul.
Memang aneh, benda yang biasa mendekatkan kita ketika berjauhan, kini menjauhkan kita ketika berdekatan. Tak bisa di pungkiri, Ini sudah menjadi problem masa kini.
Tapi setidaknya gue berhasil tidak mengeluarkan ponsel sampai pulang rumah, ya sebenarnya karena jomlo aja sih. Dan, setidaknya juga sudah bisa bertemu dengan mereka teman-teman lama walaupun 5 orang saja.

Uh panjang banget ya postingan cerita gak jelas kali ini, udah deh, gue akhiri, gue mau bikin puisi tentang problem remaja masa kini, gue taruh di postingan lain. semoga temen gue yang gue tulis gak baca postingan ini.