Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Dona Berulah

"Jadi, dulu Eyang Zubur adalah guru spiritualnya Irya Wiguna, saat itu dikisahkan Irya sedang berkonsultasi dengan Zubur, seperti dukun pada umumnya, ada banyak bunga-bunga dan kemenyan di bakar di depanya, dan tentu saja asapnya kemana-mana" "Terus?" Tanya Dona. "Karena asapnya kemana-mana asap itu juga masuk ke hidung dan mata Irya, lalu Irya marah-marah, Irya tidak suka bau asap kemenyan, ia lebih suka asap rokok maka dari itu ia alergi hingga gatal-gatal menyelimuti seluruh tubuhnya dan ia juga sempat kejang-kejang dan mengeluarkan busa sabun mandi dari mulut, setelah itu Irya mulai kehilangan pandanganya dan secara tak sengaja ia pingsan, dan saat tersadar tiba-tiba dia sudah duduk di antara banyak orang, karena sepertinya ia mimpi buruk, ia terbangun karena mimpi dan berteriak 'demi tuhan, demi tuhan'." "Oh gitu" kata Dona "serem ya ceritanya" "Dan mereka hidup bahagia selamanya" kataku "sudah tidak ser

beginilah

Jangan terlalu merencanakan hidupmu, segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, apapun yang akan terjadi pasti terjadi . Jadi, jalani saja dan lihat apa yang terjadi. Ya, aku yakin jika kau memegang kata-kata itu hidupmu akan sangat tenang, sangat damai, dan tak banyak pikiran, seperti kehidupan Allan Karlson, dan aku benar-benar ingin seperti itu. Beberapa hari lalu aku gagal berhemat dan malah menggunakan uangku untuk membeli buku dan itu juga berhemat tapi sayangnya itu hemat ilusi. Tapi setelah itu kau pasti tak tahu apa yang terjadi. Ya, memang aku belum menceritakanya padamu, jadi setelah itu tiba-tiba dan tanpa sengaja aku mendapatkan uang dari temanku. Apa yang aku bilang tadi, segala sesuatu berjalan seperti apa adanya. Tentu saja aku tidak mendapatkannya begitu saja, kau tahu apa yang aku maksud? Maksudku, mereka mengembalikan uang yang telah mereka pinjam dariku, itu sudah lama sekali, bahkan aku lupa kalau mereka meminjam uangku. Dua orang temanku yan

gagal berhemat

Gambar
Benar, beberapa hari lalu aku memang menuliskan kalau aku sedang bokek , dan aku berusaha berhemat dengan berbagai macam cara agar tabunganku tidak habis, seperti makan dari mencari makanan di tempat sampah, minum air langsung dari kran, makan satu buah pisang untuk bertahan hidup selama seminggu, dan lain-lain. Hmmm tentu saja tidak seperti itu. Oke, walaupun sepertinya tabunganku sudah hampir habis... Entah kenapa, beberapa hari lalu aku malah membuka twitter dan mendapati toko buku online mempromosikan kalau Tere Liye menerbitkan buku lagi, judulnya Pulang. Dan tanpa sengaja aku membelinya. Itu artinya aku tidak jadi berhemat. Tidak hanya itu, aku malah melihat promosi-promosi lainya dan aku sepertinya tertarik dengan buku roman remaja dari penulis Amerika, Jenny Han, yang baru di terjemahkan ke Bahasa Indonesia, judulnya PS I Still Love You, dan itu ternyata adalah buku seri ke dua, yang sebelumnya adalah To All the Boys I've Loved Before, jadi tidak afdol jika a

AKU MEMIKIRKANMU

Gambar
percayalah, aku selalu memikirkanmu Resah bukanlah sebuah hiasan. Resah itu membuatku gundah. Mungkin itu memiliki makna yang sama. Tapi entahlah, yang penting aku resah. Aku resah memikirkanmu. Aku gundah memikirkanmu. Kau kira ini enak? Rasanya memang tak enak tapi aku terus memikirkanmu. Aku takut sesuatu terjadi padamu. Aku takut ada apa-apa denganmu. Entah kenapa aku selalu memikirkanmu. Aku berfikir kenapa aku bisa memikirkanmu. Aku bertanya pada kabut. Kabut semakin menambah pikiranku tentangmu. Aku bertanya pada diriku sendiri. Aku malah menyuruhku untuk terus memikirkanmu. Dan aku juga bertanya ke rumput yang tak sengaja ku injak. Sakit, itu katanya. Tak ada satupun yang tahu kenapa aku memikirkanmu. Aku selalu berfikir bagaimana cara agar aku tak memikirkanmu. Tapi itu sia-sia. Kau terus berada di pikiranku Tertata rapi dalam ingatan dan kenangan. Maafkan aku yang terus memikirkanmu. *** DAN MEREKA HIDUP BAHAGIA SELAMANYA TAMAT

tolong keluarkan aku dari penderitaan

Apakah kau kira menganggur itu enak? Tentu saja tidak. Kau akan merasakan hal yang di namakan kesepian, walaupun orang juga butuh waktu untuk menyendiri, tapi kalau kau kesepian itu berbeda. Benar-benar berbeda. Aku menulis ini bukan karena aku bangga menjadi pengangguran, oh ayolah, mana ada orang yang suka menganggur. sungguh sebenarnya aku ingin bekerja, tapi hanya saja sulit mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya aku tak sepenuhnya pengangguran, terkadang aku juga kerja tapi gak selalu. Terkadang membantu orang tua, tapi terkadang juga tidak, terkadang aku menulis novel, terkadang juga tidak, walau sampai saat ini novelku belum selesai, ya kau tahu itu tak mudah. Kalau kau menganggur, kau akan merasa seperti orang tak berguna, karena kau bisa saja tidak melakukan apapun selama seharian penuh. Terkadang kau juga tidak punya teman. Karena saking lamanya aku menganggur. Ayahku bertanya kepadaku. Selepas magrib ia mendatangiku, dengan nada seorang ayah ia berka

kenapa?

Gambar
Baiklah, aku akan memberitahu bagaimana keadaanku. Pertama, keadaan keuanganku. Buruk. Ya, hanya satu kata itu bisa mendriskipsikan semuanya. Kau tahu apa yang aku maksud, aku sudah tidak bekerja kurang lebih selama lima atau enam bulan, dan itu artinya aku juga tidak mendapat pemasukan selama itu. Kau tahu, itu sangat enggak enak. Yang aku maksud disini adalah ketika dompet aku buka isinya bukan uang, hanya ktp, sim dan sebagainya, dan tentu saja aku tak bisa menggunakanya untuk membeli sesuatu. Andai saja aku bisa bayar hanya dengan menunjukan ktp, mungkin aku akan senang. Bulan-bulan pertama tidak bekerja sih santai-santai saja, ya karena memang sih masih ada uang, tapi semakin lama semakin berkurang dan pada akhirnya bokek. Biasanya, untuk membeli buku aku menghabiskan sekitar duaratus ribu sampai limaratus ribu per bulan, tetapi sudah dua bulan ini aku tak membeli buku satupun, jadi aku lebih memilih membaca buku-buku lama. Tapi, menurutku membaca buku-buku lama tid