Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Minggu Yang Buruk

Aku tidak pernah menyangka kalau hari mingguku bisa lebih buruk lagi daripada sekedar terperangkap di tempat yang berbau aneh dan menyengat. Hari minggu kemarin, masih seperti biasa, hari-hari biasa, mataharipun masih biasa, terbit dari barat   aku bercanda    dan bersinar tanpa baterai, burung-burung pun masih berkicau tapi tidak dengan burungku, satu hal yang gak biasa adalah kesialanku, nasib burukku. Jam delapan pagi aku bangun, sebelumnya sih pagi-pagi udah bangun, dan kemudian secara tidak sengaja aku tertidur lagi. Jam delapan itu dengan mata masih mengantuk dan muka rembes penuh bekas iler yang mengering, dan mulut terasa gak enak, serta belek masih menempel di tempatnya, sembari mengumpulkan nyawa aku melihat ke sekitarku, dan coba tebak, apa yang aku lihat? Ya, kamarku amat sangat berantakan. Sekali. Selimut gak karuan, bantal jatuh ke lantai, kursi jatuh, buku dimana-mana, pakaian kotor ada yang di lantai ada juga yang bergelantungan di atas, di meja pun juga,

Tentang Bokong yang Hampir Pecah dan Bagaimana Keluar Dari Ilusi

Aku tak tahu bagaimana aku bisa di dalam kereta yang tengah melaju kencang, seingatku aku belum beli tiket sebelumnya, dan yang aku maksud kereta bukanlah kereta api yang biasa kau temui di Indonesia, ini adalah kereta uap, melaju di tengah padang pasir, di atas rel tentunya. Lihatlah sekitar hanya tanah gersang berwarna kuning, atau mungkin lebih tepat di bilang pasir, dan kadang dari jendela kereta aku melihat kaktus dan kadang juga muncul bebatuan yang besar dan bentuknya aneh-aneh, aku duduk di sebuah gerbong, bersama dengan orang lain, tapi satu hal yang aku tak tahu kenapa aku bisa duduk dengan orang aneh ini, lihatlah makhluk disampingku, badannya besar dan dia tertidur dengan suara aneh yang keluar dari mulutnya bersamaan bau busuk yang sepertinya memperlancar tidurnya. Kereta masih melaju dengan kencangnya, dan tiba-tiba terdengar suara teriakan yang menghebohkan, semua berlarian kearah gerbong belakang, aku mencoba bertanya kepada orang yang panik, tapi percayalah itu s

tentang dua kucing

"Hei anak baru, apa yang kau lakukan dengan tempat makanku?" tanya Pup melihat ada makhluk yang sedang makan dari piringnya. "Tempat makanmu? Hah?" Kata Si Hitam "Disini tak tertulis nama siapapun, dan aku yang sedang di depan makanan ini, itu berarti ini makanan untukku." "Oh ya, sepertinya kau gila... Aku rasa sebaiknya kau menjauh dari sana sebelum cakarku mencabik-cabik kulitmu yang tertutup bulu hitam itu." badan Pup membesar, atau lebih tepatnya bulu-bulunya yang mencuat seperti bulu landak. "Wow, aku tidak sabar menunggu saat itu, dan siapa yang gila, Kucing Gila?" Si Hitam terus melanjutkan makan tanpa memperhatikan Pup. "Sebaiknya kau melihat kesini saat aku berbicara, Kucing Tanpa Nama" Si Hitam menghentikan makannya dan menoleh ke arah Pup "Apa kau bilang? orang itu tadi sudah memberiku nama yang keren, lebih keren daripada namamu." "Oh ya...?" "Tentu saja, kau

Tentang sakit yang sembuh dan orang yang sepertinya pulang

Oke, setelah lima hari, sepertinya sekarang demamku sudah sembuh. Kau tahu, demam itu sungguh gak enak, mau makan apa-apa rasanya gak enak, pahit. Dan parahnya aku terkena entah demam apa ini sudah hampir lima hari, jadi selama lima hari itu pula aku hanya makan sedikit saja, karena setiap aku makan banyak pasti muntah, rasanya seperti orang mengandung, walaupun aku tidak pernah mengandung, dan sepertinya memang tak akan pernah.. Orang-orang menyuruhku untuk memeriksakannya ke dokter tapi aku selalu bilang "Ah nanti pasti juga sembuh." Akan ku beri tahu kau sesuatu, ini rahasia, sebaiknya jangan kau katakan kepada siapapun, biar ini menjadi rahasia kita berdua, sebenarnya aku takut ke dokter makanya aku gak suka, aku takut akan bau rumah sakit atau puskesmas bahkan posyandu, aku takut akan obat-obatan, aku takut akan semua hal itu, mungkin karena ketika masih kecil orang-orang selalu bilang "nanti kalau nakal di suntik bu dokter loh" jadi aku selalu t