episode 6, detektif

episode ke 6 dari petualangan albert dan romeo yang berawal dari sebuah perampokan di atm. jadi kalau belum baca episode sebelumnya (episode 5), silakan baca dulu biar ceritanya agak nyambung. walaupun ceritanya memang absurd.

episode 6, detektif

...
Romeo hanya bisa diam tak bersuara, sedangkan albert malah tambah bingung karena tadi dia sudah mengiyakan pernyataan romeo kalau merekaa adalah detektif. Mereka tak tahu apa yang harus pertama kali mereka lakukan. Mereka saling menatap, suasana hening.
"Eh, penjinak bersihkan bom ini" kata albert sok tahu.
"Jangan"bantah romeo "Bawa bom ini, dan teliti, setelah kalian teliti kalian harus melapor hasilnya ke saya, teliti jenis bom apakah ini, bahanya apa saja"
"Iya" kata albert.
"Baik!!!" Kata empat penjinak bom itu, dan perlahan mereka memasukan bom itu kesebuah wadah berbentuk kotak yang terbuat dari alumunium yang sangat tebal setebal bedak anak sma.
Romeo dan albert sedikit memasang muka berfikir. Muka yang penuh pertanyaan. Muka yang aktual. Semua diam memandang albert dan romeo yang memegang dagu masing-masing dan berjalan bolak-balik.
"Gue tahu" kata albert"tolong, lo ganti baju dulu, dari tadi gue penasaran asal bau ini, dan ternyata dari lo"sambil menunjuk romeo.
"Yo benar yo" kata romeomencium keteknya "gue dari tadi juga nyari bau ini yo, ternyata bau gue sendiri. Wah ini bau banget yo"
"Cepat lo mandi dulu rom"
"Roy" kata romeo membetulkan.
Romeo pun pergi meninggalkan ruangan itu menuju kamar mandi kantor polisi.
"Ayolah kenapa kalian becanda" kata pak san antino "ini masalah serius, kalian harus serius, kalau sampai kalian, gak menemukan pelakunya, kalian akan saya tangkap dengan tuduhah pelaku terror"
Albert yang sendirian menelan ludah ketakutan.
"I-iya pak" kata albert.
Albert tak tahu harus melakukan apa, sedangkan romeo sedang mandi, dan itu pasti butuh waktu lama untuk membersihkan seluruh kotoran dan keringat yang ia kumpulkan karena ketakutan. Albert mulai kehabisan ide, ia bingung, dalam pikiranya ia ingin pingsan lagi supaya tidak diberi pertanyaan-pertanyaan aneh oleh pak san antino. Tetapi jika itu dilakukan ia pasti akan di beri bau ketek lagi, bahkan mungkin akan lebih kejam seperti kaos kaki polisi yang tak pernah dicuci sudah disimpan dalam loker kerja berminggu-minggu.
Albert memandang ke awang-awang, ke langit-langit ruangan itu, ia memasang muka berfikir agar pak san antino dan yang lain tidak curigakepadanya. Walaupun begitu albert tidak bisa menyembunyikam muka khawatirnya. Ia masih tampak berfikir dan khawatir.
Albert sudah menunggu romeo selama tigapuluh menit, dan jam di dinding kantor itu sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam lebih beberapa menit dan beberapa detik, Dalam keadaan seperti ini albert ingin langsung berterus terang saja ke pak san antino kalau dia romeo bukanlah detektif dan juga bukan terroris.
"Pak-" kata albert "s-sebenarnya s-sa-saya-" albert ragu untuk melanjutkan.
"Yo yo yo whatsapa yo" kata romeo dari kejauhan.
Romeo datang kembali, membuat albert tidak jadi mengatakan hal yang sebenarnya. kali ini romeo terlihat beda dari sebelumnya, topinya kini sudah tidak di pakai, romeo mengenakan celana jins berwarna hitam, di padu dengan kaos hijau bermotif ala tentara, dan jacket kulit hitam yang menambahnya terlihat gagah. ia tampak seperti seorang polisi sungguhan.
"Yo whatsap yo" kata romeo menepuk pundak albert.
"Yo yo yo lo keren yo"
"Iya yo, tadi habis mandi gue di kasih baju sama pak polisi baik hati yo"
"Terus-terus baju lo dimana?"
"Yo masih ada yo" kata romeo "tadinya disuruh buang saja sama pak polisi yo, tapi gue ga bisa yo, itu adalah baju gue yang bersejarah yo, ini dia yo" katanya sambil menarik keatas kaos bermotif ala tentara, dan terlihatlah kaos usang milik romeo, ternyata romep mengenakan atasan rangkap tiga. ia merogoh kantung jaket bagaian dalamnya dan mengambil sebuah sesuatu yang ternyata adalah topi yang dari tadi ia kenakan. kemudian mengenakanya lagi topi itu.
"Gimana yo?"
Albert mengacungkan jempol.
"Oh satu lagi" kata romeo, ia merogoh saku jaket bagaian dalamnya lagi,"lihat ini yo, buat ketek gue biar gak bau lagi"menunjukan deodoran yang ia pegang.
Pak san antino hanya diam dan membisu memaki diri sendiri, ia tak dapat berkata apa-apa melihat percakapan dua anak ini. kemudian ia berdehem. romeo dan albert menengok kearah pak san antino.
"Pak-" kata albert, menunjuk ke romeo sambil mengedip-ngedipkan matanya sebelah kiri.
"Apa?"
Albert mengedipkan matanya lagi, kali ini lebih cepat lagi.
"Kenapa?"
Pak san antino tidak tahu apa yang dimaksud albert. Albert semakin mengedipkan matanya lebih cepat, pak san antino yang bingung mulai jengkel. Kemudian ia merogoh sakunya, mengambil sebuah pistol, dan langsung menodongkan pistol itu tepat ke kepala albert. Albert menelan ludah, ia ketakutan.
"P-pak, bisa jauhkan ini dari saya" kata albert.
"Kamu kenapa, kamu kesurupan ya?" Tanya pak san antino.
Pak san antino nenurunkan pistolnya, ia memasukanya lagi ke kantongnya. Setelah itu albert menjelaskan maksudnya, bahwa ia juga ingin seperti romeo, ingin mandi dan berganti pakaian. Pak san antino akhirnya paham apa yang di maksud albert, tadinya paka san antino mengira kalau albert kesurupan setan penuai terror yang biasa muncul di kantor polisi itu.
"Saya paham, saya paham" pak san antino pergi sejenak dan kemudian kembali untuk memberikan baju ke albert.
"Nah" kata albert tersenyum bahagia dan ia langsung beranjak dari tempatnya berdiri saat itu untuk berganti baju.
"Tunggu" kata romeo, dan albert langsung berhenti. Romeo menghadap pak san antino "pak ini sudah jam sembilan malam lebih, dan sebaiknya kami pulang dulu"
"Iya benar juga kalian" kata pak san antino setuju "jam saya juga sudah selesai beberapa jam lalu, baiklah besok kalian kembali kesini, dan ingat pakai sragam itu agar kalian terlihat seperti detektif sungguhan, pada dasarnya saya juga sudah tahu kalau kalian bukan detektif, Tapi saya salut dengan kalian yang sudah menyelamatkan kami semua, jadi anggap saja ini sebagai balas budi kami"
Albert dan romeo tersenyum bahagia, ia tak mengira kalau sesungguhnya pak san antino sudah tahu kalau mereka berbohong, dan juga tak mengira kalau pak san antino baik hati.
"Sudah ayo kita pulang dulu" kata pak san antino sambil berdiri, dan berjalan keluar diikuti albert dan romeo mengekor di belakangnya.
"Tolong saya-" suara lirih terdengar dari ruangan tadi"tolong-tolong" suara itu terdengar berdengung di telinga albert yang berada di paling belkang.
"Pak berhenti pak" kata albert"apa bapak mendengar suara itu"
"Suara apa ba?"Tanya pak san antino ke albert.
"Suara minta tolong"
"Mana yo gue ga  dengar yo"
"Sssst" kata albert."coba diam dan coba dengarkan"
Mereka semua terdiam nenuruti apa kata albert. Hening tidak terdengar apapun.
"Mana tidak ada?" tanya romeo.
"Tolong-tolong-" suara itu kembali terdengar, dan kali ini semua mendengarnya, akhirnya romeo dan pak san antino percaya pada albert. Mereka semua penasaran, ingin tahu suara apakah itu, mereka bertiga berjalan kearah ruangan tadi, pak san antino berada paling depan, dan romeo takut sehingga berjalan sambil memegang tangan pak san atino, albert berjalan di belakang mereka sambil mengawasi belakang mereka.
Kemudian pak san antino memegang pintu yang tak terkunci itu, ia mendorongnya perlahan...

...

bersambung episode berikutnya...
episode 7

Komentar

  1. Ini endingnya bikin penasaran banget deh. -___- Mau jadi berapa episode nantinya kang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak tahu kak, ,, episode berikutnya aja juga belum nulis :D

      Hapus
  2. seru ada banyolannya gtu... hehe..
    nama mas gue catet di "liebster award" za.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh, iya bro maaf belum sempat jalan-jalan ke blog lu, lagi sibuk, ini baru mau gue jawab pertanyaan-pertanyaanya... makasih bro :D

      Hapus
    2. nyate aja brow... hari gini siapa si yang gak sibuk... bbm naik, semua naik, rupiah merosot. hihi

      Hapus
    3. udah gue post bro silakan di liat jawaban gue

      Hapus

Posting Komentar

"Berkomentarlah." begitu kata Jackh Linborginh