Tentang Fokus, Disleksia, dan Ya
So wphtasap guys, lama gak ngbleog, sekitra tiga mingugan, whoa,
ini semua gara-gara siubk. Dan kali ini aku tak barcenda, aku benar-beanr
sibuk. Aku bekejka, nonstop, umlai pukul setangeh enam pagi hingga pkuul lima
sore, uh melelahkan, sebneaynra sih enak kerjanya santai, tapi habis kerja rasanya
malas mau ngapa-ngapain, dan percaya atau tidak selama itu aku juga gak main
internet atau apalah, dan lebih buruknya lagi, aku tidak bisa membaca buku,
selama dua minggu lebih itu aku hanya membaca ebook yagn ada di ponselku. Oh my
God, aku sampai heran, bagaimana mungkin aku bisa betrhan tidak membaca buku,
dan hanya ebook, mataku sakit.
Sebenarnya memang niatku hanya mau main ke rumah kakakku, dan
ternyata sampai sana malah sedang ada banyak kerjaan, dan akhirnya aku
membantu, selama dua minggu lebih, siang kerja, malam jadi baby sister atau
semacamnya, dua anaknya kakakku, atau mungkin bisa aku sebut sebagai keponakan,
kalau malam ikut aku terus, aku mau istirahat dua anak yang satu umur 3 tahun,
yang satu 1 tahun malah datang ke kamarku, main loncat-loncat di kasur, si
kecil ngomong pakai bahasa bayi bababa gak jelas, taunya poop di kasur sehingga mengakibatkan
hidungku harus mencium bau aneh.
Tapi,
pada akhirnya sekarang aku di rumah dan mengetik ini.
Oke
pembukaan yang buruk sepertinya.
Jadi, akhir-akhir ini ada sebuah pertanyaan yang terselip di
otakku, mengganggu sistem kerja otakku sehingga sepertinya aku harus berusaha
menjawabnya sendiri. Pertanyaan itu berhubungan dengan paragraf pertama,
mungkin kau mengira aku salah ketik atau apalah, tapi sayangnya kau salah,
karena itu aku sengaja agar kau kesulitan membaca, seperti yang aku alami,
pertanyaan itu adalah: Apakah
aku disleksia? Atau semacamnya?
Aku
tidak tahu, tapi beberapa minggu terakhir ini sering sekali mengalami salah
baca, aku tak yakin kalau ini disleksia, karena biasanya disleksia terlihat
sejak anak-anak dan sepertinya aku sudah tidak bisa di bilang anak-anak, ya
walaupun sepertinya wajahku memang masih imut. Ini terjadi baru minggu-minggu
ini.
Semua
itu dimulai saat aku membaca buku Parfum, yang pernah aku tulis reviewnya.
Sebelumnya, waktu itu aku mengira banyak sekali kesalahan ketik di buku
tersebut, tapi ternyata aku salah, aku yang salah membacanya, aku salah
memposisikan huruf satu dengan huruf lain, aku kurang fokus, aku disleksia...
tunggu ini hanya kemungkinan, semoga saja tidak.
Dan
setelah selesai membaca buku itupun aku masih sering salah baca. Setiap kali
aku rasa kalimatnya kurang tepat, aku kembali membaca ulang dan kembali benar,
aku menemukan kesalahan dalam membaca sebuah kata, aku mengulanginya, karena
saking terlalu seringnya aku akhirnya mencatatnya untuk observasi, ini beberapa
kesalahan yang aku catat: "beroda" kubaca "berdoa", ini
masih mending, "luar" kubaca "laut", "anjing"
kubaca "kucing", ini sangat jauh, bukan? "Semakin" jadi
"mungkin", "dia tidur" kubaca "di atas",
"tanah" kubaca "batu", ini jauh sekali, "ingin"
kubaca "angin", "umur" kubaca "utama",
"suster" kubaca "sunset", "rumah" kubaca
"ramai", "arang" kubaca "warga",
"lantunan" kubaca "lautan", aneh banget kan, masih banyak
kesalahan baca lainnya yang tak sempat aku catat.
Entah
ini disleksia atau bukan, atau mungkin aku kurang fokus gangguan pemusatan
perhatian juga ciri-ciri disleksia, atau apalah, yang pasti sepertinya
disleksia tidak terjadi tiba-tiba pada orang seusiaku, atau mungkin bisa sih,
aku juga gak tahu, tapi kalau aku benar-benar disleksia, aku juga akan
bersyukur, tak apalah, kau tahu itu artinya apa? Ya, aku adalah seorang
demigod setengah dewa.
Aku
tidak tahu siapa yang dewa dari kedua orang tuaku, apakah ayah atau ibuku,
sepertinya aku harus mencari tahu dengan menanyai mereka, tapi sepertinya ini
akan rumit, bayangkan saja tiba-tiba aku ngobrol dengan ayahku dan bertanya,
"Ayahanda, anakmu ingin bertanya sesuatu." Dan ayahku menjawab dengan
penuh kebijaksanaan "tentu saja, silakan-silakan, Anakku.",
"apakah Anda Zeus yang sedang menyamar menjadi manusia? Atau Anda
Poseidon? Oh ow aku tahu, aku tahu, Anda Athena? Siapakah Anda sebenarnya?"
Beliau pasti akan bingung dengan apa yang aku maksud, beliau akan
mengernyitkan dahi ketika mendengar nama-nama yang aku sebutkan, tetapi kalau
dia paham, mungkin akan langsung menjitak kepalaku, karena menyebutnya sebagai
Athena, dan resiko terburuk lainnya aku akan di cap gila, serta mungkin aku
akan mendapat terapi ruqiah. Atau mungkin ayah dewaku sejenis
Zeus menitipkanku ke orang tuaku yang sekarang sejak aku masih bayi... enggak
ding, aku hanya bercanda, aku benar anak kandung orang tuaku, semoga.
Sepertinya, lain kali aku harus menuliskan bagaimana aku lahir.
Kembali
ke sebelumnya. Aku hanya berharap kalau aku kurang fokus, tapi aku juga
khawatir, karena sulit fokus atau gangguan pemusatan perhatian juga termasuk
disleksia, fakta ini di tambah kalau aku juga sering sekali salah ketik,
mungkinkah aku disleksia, ah sudahlah, oh ya satu hal yang membuatku yakin
kalau aku tidak, aku tidak terlalu hiperaktif atau hiper apalah itu, aku
lebih suka bermalas-malasan.
Jadi
sebagai kesimpulan, aku menjawab pertanyaanku sendiri, semoga tidak. yeah.
Sepertinya
sudah saatnya tulisan ngawur ini berakhir, ..., dan mereka hidup bahagia
selamanya.
Kurang fokus tuh
BalasHapusMinum akua dulu sana
Eh btw tentang disleksia, aku jd inget film indonesia yg diprankan sama sissy priscilia lo muh
BalasHapusTau ga
Hmmm klo sku suka typo nih di blog wkw
hemm
BalasHapusOho oho gagal fokus nih ceritanya, ahi hi hi.
BalasHapusKayaknya pembukaan yang buruk bener tuh Muhai, wkwkwkwkw, oh bukan karena tutur katanya melainkan itu ada beberapa kata yang salah ketik... Ah curiga disengaja tuh ya wkwkwkwkw :)
BalasHapusHehehehe :)
salah baca itu akibat dari kekurangan cairan (mungkin?), aku juga sering mengalaminya (salah baca) ketika ramadhan tadarusan di masjid pas waktu siang-siang yang hot.
BalasHapusKalo kurang fokus, maka kamu butuh aqua hahaha
BalasHapussalah fokus atau kurang fokus (?) haha
BalasHapus