atm 4, Bom
jadi, iniadalah kelanjutan dari cerita sebelumnya, atm berhantu dan yang ke dua atm2, reward, yang ke 3 again. jadi kalo lo belum baca, sebaiknya baca dulu supaya paham jalan ceritanya. oke ini silakan baca...
ATM episode 4, Bom
...
"Sudah
dua kali kalian menjadi pahlawan"kata pak san antino "yang pertama
ketika di mal, dan yang kedua dikantor polisi ini"
"Yo
yo yo tenang saja pak" kata romeo "itu memang tugas kami sebagai
detektif"
"Apa?,
jadi kalian adalah detektif?" Tanya pak san antino
"Bu-bukan
pak" kata albert sambil menggelengkan kepala.
Mereka
belum pernah bertemu sebelumnya, dan si romeo mengaku bahwa albert adalah rekan
detektifnya, si romeo sendiri sebelumnya mengaku sebagai seorang musisi, lebih
tepatnya seorang rapper, rapper yang payah. Albert juga bingung dengan apa yang
dikatakan oleh romeo, karena pada dasarnya ia hanya seorang komikus amatir yang
hobi baca komik dan menggambar sketsa pohon kaktus, ia membantah.
"Bukan
pak" kata albert "gue bukan rekanya, gue aja baru-" belum
selesai bicara romeo sudah memenggal perkataan albert dengan kata-katanya,
romeo menaruh satu jari di depan bibirnya.
"Ssssttt
yo yo yo santai aja yo" kata romeo dengan masih memakai gaya rapper
kebangganya "gapapa yo kita ngaku aja sama pak polisi yo"
"Wah,
wah ternyata kalian berdua hebat bukan main"
Pak
san antino pun geleng-geleng menandakan ia kagum kepada Albert dan juga romeo.
ia tak pernah menyangka sebelumnya kalau dua anak aneh ini adalah seorang
detektif. Tetapi sebenarnya memang bukan detektif, hanya saja romeo yang
ngaku-ngaku sebagai detektif.
"Iya
makasih pak, boleh minta minum lagi" kata Albert sambil memandang kearah
galon terbalik yang ada di samping kirinya.
"Iya-iya
silakan, abisin segalon-galonya juga gapapa, ntar kita beli lagi"
Albert
pun beranjak dari kursi yang ia duduki, ia berjalan beberapa langkah kearah
dispenser. ia mengambil galon itu, bukan gelas tapi galon, dan langsung
menenggaknya. mata pak san antino dan romeo langsung teralih ke albert, mereka
heran. Setelah beberapa menit menenggak air itu albert merasa perutnya sudah
terisi penuh dengan air, ia tak kuat lagi, ia menyerah. Tak menghabiskan air
itu beserta galonya.
Pak
san antino dan romeo geleng-geleng dengan apa yang dilakukan albert barusan.
Albert meletakan galon itu kembali ke dispenser dalam keadaan seperti semula.
Kemudian ia berjalan lagi ke tempat duduknya yang sebelumnya.
"Maaf
pak ga bisa ngabisin semua" kata albert.
"I-iya
gapapa" kata pak san antino gugup karena masih heran dengan apa yang dia
lihat sebelumnya.
"Lo
bego yo" kata romeo "lo minum segalon hampir habis" menepuk
pundak albert.
"La
katanya pak kemendan tadi suruh ngabisin"
"Lo
ternyata memang bego yo"
Pak
san antino benar-benar tak mengira kalau orang sepolos dan sebego ini adalah
seorang detektif, pak san antino pun mulai tidak percaya dengan apa yang
dikatakan romeo. Pak san antino berniat akan mengajukan beberapa pertanyaan ke
dua orang aneh ini, agar ia tahu, orang ini detektif atau tidak.
"Jadi
gimana, kalian waktu di mal sebenarnya sedang nylidiki kasus apa?" Tanya
pak san antino.
Albert
yang memang bukan seorang detektif pun bingung, ia menoleh kearah romeo, romeo
menoleh kearah albert, mereka saling bertatapan. Romeo mulai kebingungan apa
yang harus ia katakan. Kemudian ia ngawur.
"Ada
psikopat yang kerja di mal itu" kata romeo.
"Apa?",
tanya pak san antino kaget "jadi gimana kasusnya"
"Yo
ini rahasia kami berdua pak, jadi maaf pak, kami tidak bisa mengatakanya ke
sembarangan orang" kata romeo merubah nada bicaranya, sekarang ia
berbicara dengan nada yang agak sedikit lebih bijak, seperti ketika mario teguh
berbicara.
"Tapi
saya polisi", kata pak san antino "jadi wa-" belum selesai
ngomong romeo sudah menyela.
"Tidak-tidak-tidak
kami tak boleh membocorkanya kesiapapun, saya tahu bapak seorang polisi, jadi
nanti saja kalau kasusnya sudah selesai itu baru urusan bapak"
"Iya"
kata albert lantang ikut-ikutan.
"Tapi
kan-" kata pak san antino, belum selesai bicara tiba-tiba terjadi sesuatu,
albert roboh dengan kursinya, albert teejungkir ke belakang bersamaan dengan
kursi yang sedang di duduki. Ia pingsan tetapi masih dalam keadaan duduk, duduk
di kursi yang juga ikut roboh denganya.
Saat
itu juga pak san antino dan romeo langsung panik, ia berteriak minta tolong ke
polisi lainya yang ada disana. Karena posisi kursi saat itu, terlihatlah sebuah
bom di tempel di balik kursi itu. Bom itu melekat di bawah kursi, tidak ada
yang tahu sebelumnya. Timmer di bom itu berjalan tapi tak mengeluarkan suara.
Pak
san antino dan romeo yang panik karena albert, kini bertambah panik dengan
adanya bom itu, di ikuti para polisi lain yang ada di ruangan itu. Romeo
menyeret albert dari posisinya saat itu, membawa albert ke pojokan ruangan.
"Ini
apa?" Tanya pak san antino memandang ke arahromeo.
"Yo
ga tau yo"
"Apa
benar bukan kalian yang memasang bom ini?"
"Bukan
yo , kita bukan terroris yo" jawab romeo panik, sementara albert masih
pingsan di alam bawah sadarnya.
Pak
san antino melihat lebih dekat ke bom itu, tapi ia tak berani menyentuhnya,
timmernya masih berjalan. Berjalan dalam hitungan mundur, ada enam digit
berwarna merah di situ, dua digit pertama tak berubah, satu digit terakhir
berubah setiap detik. Disitu menunjukan angka 24:40:00 dan terus berkurang
setiap detiknya.
"Waktu
disini masih ada sekitar dua puluh empat jam" kata pak san antino
"panggil penjinak bom untuk menjinakan mesin penghancur ini" perintah
pak san antino ke salah seorang polisi yang saat itu ada di ruangan itu.
"Siap!!!"
Kata polisi itu langsung pergi meninggalkan ruangan.
Pak
san antino bingung, kenapa bisa ada bom di tempat itu?, bagaimana cara pemasang
bom ini memasangnya?, kapan bom ini dipasang?, kenapa waktunya masih dua puluh
empat jam? , apakah albert benar-benar terroris? Apakah si romeo dan albert ini
detektif gadungan?. Pertanyaan itu terus bergelantungan dipikiran pak san
antino.
Komentar
Posting Komentar
"Berkomentarlah." begitu kata Jackh Linborginh