Dona Berulah

"Jadi, dulu Eyang Zubur adalah guru spiritualnya Irya Wiguna, saat itu dikisahkan Irya sedang berkonsultasi dengan Zubur, seperti dukun pada umumnya, ada banyak bunga-bunga dan kemenyan di bakar di depanya, dan tentu saja asapnya kemana-mana"

"Terus?" Tanya Dona.


"Karena asapnya kemana-mana asap itu juga masuk ke hidung dan mata Irya, lalu Irya marah-marah, Irya tidak suka bau asap kemenyan, ia lebih suka asap rokok maka dari itu ia alergi hingga gatal-gatal menyelimuti seluruh tubuhnya dan ia juga sempat kejang-kejang dan mengeluarkan busa sabun mandi dari mulut, setelah itu Irya mulai kehilangan pandanganya dan secara tak sengaja ia pingsan, dan saat tersadar tiba-tiba dia sudah duduk di antara banyak orang, karena sepertinya ia mimpi buruk, ia terbangun karena mimpi dan berteriak 'demi tuhan, demi tuhan'."


"Oh gitu" kata Dona "serem ya ceritanya"


"Dan mereka hidup bahagia selamanya" kataku "sudah tidak serem, kan, Don?"


Itulah cerita bohong yang aku ceritakan kepada Dona ketika ia bertanya kepadaku tentang konflik Eyang Subur dan Arya Wiguna. Aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba ia menanyakan legenda lama itu, jujur sebenarnya aku juga tidak tahu menahu tentang hal itu, tapi aku suka kalau aku disuruh menceritakan dengan versiku.


Itulah Dora, selalu menanyakan hal aneh. Ia pulang beberapa hari yang lalu, tepatnya saat Idhul Adha.


Omong-omong soal Idhul Adha, pasti tak jauh dari memasak daging. Satu hal yang aku tahu tentang memasak itu adalah masa mie instan (ini kok gak nyambung, ya?), dan aku rasa itu tidak terlalu buruk, karena aku baru menyadari kalau ternyata Dona lebih buruk dariku, Dona tidak bisa memasak mie instan. Dia tidak bisa memasak apapun, bahkan masak air, ini sungguh parah, karena dia adalah seorang santriwati, seharusnya dia bisa mandiri, aku rasa begitu.


Waktu itu habis isya aku nonton tv denganya, tapi aku rasa dia tidak nonton tv, hanya aku yang menonton, dia mainin ponselku   saat itu dia sudah memakai ponselku selama seharian. Dia berkata padaku "Mas Muha, aku lapar" katanya dengan nada dan raut muka lemas.


"Ya, masak mie sana lah" Karena aku tahu dia pasti bosan makan daging.


Saat itu aku baru ingat kalau aku juga sedang lapar, andai saja Dona tidak mengatakanya pasti aku tidak merasa lapar, walaupun aku seharian juga belum makan. Karena aku tahu lapar dan kenyang itu hanya ilusi.


"Aku gak bisa" katanya "buatin." Saat itu aku rasa dia sedang bercanda, tapi ternyata tidak, dia benar-benar tidak bisa, dia terus merengek memintaku untuk memasakan mie untuknya.


Karena aku merasa kasihan denganya maka aku mengatakan "Aku rasa aku akan melakukanya, dan aku melakukan ini karena aku juga lapar."


Aku memasak dua mie instan, dan dia hanya melihat sambil nerocos tak jelas dan aku tidak peduli akan hal itu, aku tidak mendengarkan apa yang dia katakan, karena aku tahu apa yang di katakan Dora pastilah tidak penting, aku berani bertaruh untuk hal ini.


Setelah itu kita makan malam bersama.


Apakah kau pernah mendengar pepatah, semua rahasia seseorang akan terbongkar ketika berada di meja makan, atau pepatah lain yang hampir mirip dengan itu. Itulah yang terjadi padaku, bukan pada Dora, entah kenapa aku malah membongkarnya ke Dora, dan aku rasa aku sedang tidak sadar saat itu.


Aku rasa aku tidak perlu menceritakan secara detail padamu, karena itu artinya aku juga membocorkanya padamu, aku tidak suka itu, kecuali kalau aku melakukanya di meja makan. Aku mengatakan kepadanya bahwa salah satu temanya nyantri di sana adalah mantanku, dan aku mengatakanya kalau aku juga masih sayang padanya, maksudku masih sayang pada mantanku, dan aku mengatakan lebih banyak hal lagi padanya, setelah itu dia menggunakan apa yang aku ceritakan sebagai bahan untuk mengejekku.


"Cie yang gak bisa move on cie" itu kata-kata yang terus terlontar dari mulutnya setelah kita makan malam, dan sepertinya aku akan menghindari percakapan di meja makan kalau aku tahu akan seperti ini. Percayalah, di ejek terus-terusan karena gak bisa move on itu tidak enak, apalagi ejekan itu keluar dari mulut Dora, rasanya aku ingin menangis.


Selain itu, Dora adalah anak aneh, entah berapa kali aku mengajarinya naik sepeda motor, tapi dia selalu tidak bisa. Malah, dia menjadikanku sebagai tukang ojeknya, mending kalau dibayar, dia menyuruhku mengantarnya kemana-mana, menyuruhku mengantarkanya ke tukang jahit, padahal itu sore hari setelah aku sepak bola, dan kau tahu pasti bagaimana kalau habis sepak bola, pasti keringat kemana-mana, aku merasa sangat gak enak banget saat itu.


Setelah selama tiga hari ia menyita ponselku dan memakainya, dan juga mengacaukan hariku, ia balik ke pondok dengan membawa beberapa koleksi bukuku. Ia mengacak-acak kamarku sesuka hatinya, ia mengatakan kalau di sana dia bosan tidak bisa ngapa-ngapain, jadi dia mau bawa beberapa koleksi novelku, untuk mengisi waktunya dikala bosan.


Aku hampir tidak mengijinkanya ketika ia mau membawa buku-buku yang baru sampai dan bahkan belum sempat aku baca, tapi pada akhirnya aku mengijinkanya membawa buku-buku yang dipilihnya, yang aku rasa pantas untuk di bacanya.


On a lighter note, bau kambing belum hilang dariku, maksudku setelah Idhul Adha kemarin mendapat bagaian mengiris daging menjadi kecil-kecil, bau itu terus melekat di tanganku, dan kadang aku mencium baunya waktu aku gunakan tanganku untuk mengupil, rasanya aneh.


Dan mereka hidup bahagia selamanya.

Komentar

  1. dora itu emang anak yang baik ya. bisa ngerjain mas muhae selalu :D

    BalasHapus
  2. Seru banget ni yang namanya dona,
    Gokil.

    BalasHapus
  3. Pasti itu waktu kamu jadi tukang ojek nganter dona pergi ke tukang jahit saat sudah main bola jadinya keringetan... Itu kamu terusnya masuk angin ya Muhai? hehehehehehehehehehehehehehehe :)

    BalasHapus
  4. apa korelasi antara eyang zubur, dora dan irya wiguna...
    zuburrrr.... lihat mata saya

    BalasHapus
  5. endingnya pasti deh mereka hidup bahagia yaa :D haha

    BalasHapus
  6. Hai Dona, kamu cewek kan? Kenalan dong :-D

    BalasHapus
  7. coba cek idung lo bro, kli aja ada daging kambing masih nyangkut

    BalasHapus
  8. Yakali nggak bisa masak mi instan? Dona itu cewek, kan? Apa karena dia masih balita? :/

    BalasHapus
  9. muh yang bener tu dora apa dona???

    eh aku sekarang bikin 2 blog loh, yang baru tinggal pencet icon ini aj

    BalasHapus
  10. cie yang gak bisa move on...cie..... *ikutanDona

    BalasHapus
  11. ngarang banget itu cerita eyang subur sama arya wiguna ckckck :D

    BalasHapus
  12. Apakah Dona menanyakan pertanyaan-pertanyaan aneh seperti :
    Apa kalian melihat gunung?? di mana??

    BalasHapus
  13. Eyang Zubur dan Irya Wiguna wkwk..
    Dona oh Dona ckckck

    BalasHapus
  14. #GakBisaMoveOn #GakBisaMoveOn #GakBisaMoveOn #GakBisaMoveOn HaHaHa...

    BalasHapus
  15. Astaga! Gue harus periksa mata...
    Di kalimat pertama ada tulisan eyang zubur.
    Masa' gue bacanya Eyang Dubur -__-
    Wah bakalan kualat gue neh...

    BalasHapus
  16. entar entar kalo gue lapar dan ga punya duit gue harus meyakini mantra sakti kalo lapar dan kenyang adalah ilusi

    keren bro ilmunya wkwkwkwk

    BalasHapus
  17. jadi buku yang baru dibeli waktu dapet diskon itu dikasih ke diaa,, huaaa baik bangeettt tapi sayang bangeett,,,kan belum dibaca, coba kasih ke gue wkwkwk,

    BalasHapus
  18. Ada ya yg ga bisa masak air sampe mateng ternyata.

    BalasHapus

Posting Komentar

"Berkomentarlah." begitu kata Jackh Linborginh