Parfum

Kali ini aku akan menulis... ya mungkin review, tapi aku tak tahu apakah ini pantas disebut review, dan aku juga gak tahu apakah ini membocorkan ceritanya, semoga tidak, ya.

Beberapa hari kemarin aku membaca novel terjemahan dari Jerman, Das Parfum, Die Geschichte eines Mörders karya Patrick Suskind, atau kalau dalam Bahasa Indonesia bisa diterjemahkan menjadi, Parfum, Cerita Seorang Pembunuh.
Parfum
Sebuah novel yang bersetting abad 18, di Prancis, kala itu keadaan Prancis sangat buruk, prosentase kelahiran sangat tinggi untuk ukuran saat itu, bahkan kota Paris saja bisa menghasilkan sepuluh ribu bayi mulai dari yang resmi, haram, sampai yatim-piatu. Dan saat itu tepat pada tanggal 17 Juli 1736, seorang bayi terlahir di sebuah pasar ikan, ia bisa dibilang anak haram, dan tapi setelah itu ia juga bisa dikategorikan sebagai yatim-piatu. Tapi setidaknya ia beruntung, ia masih bisa selamat, karena mengingat keempat kakaknya berhasil mati dengan tenang.

Anak itu bernama Jean-Baptise Grenouille, dan tokoh inilah yang akan dikisahkan dalam novel ini, seorang bayi yang tak memiliki aroma bayi pada umumnya, seorang bayi yang dibenci siapapun yang melihatnya, bukan karena wujudnya yang menakutkan melainkan karena tak berbau, begitu besar penderitaanya bahkan sejak keluar dari rahim ibunya.

Sejak ibunya pergi, anak itu bertahan hidup dengan memperoleh asupan gizi atau apalah itu dari susu ibu susu, tapi para ibu susu tak ada yang betah dengan anak itu, karena begitu rakus dan juga masalah bau badan tadi, ia selalu berganti pengasuh. Semua orang menganggapnya sebagai iblis, bahkan orang-orang seperti pendeta atau sejenisnya juga takut akan keberadaan Grenouille. Hingga akhirnya ia dititipkan kepada seseorang yang tak memiliki rasa sakit atau apapun, dan di sanalah ia besar, menemukan kelebihan dari dirinya, yaitu penciumannya yang sangat tajam, setajam silet atau apalah, bahkan melebihi penciuman anjing pelacak atau bahkan chihua-hua, ia bisa melihat dalam gelap dengan penciumannya, ia bisa mencium apapun yang akan datang ke kotanya dari jarak yang sangat jauh.

Petualangannya di mulai ketika Grenouille bekerja sebagai penyamak kulit, ia menerima upah yang sangat sedikit, tidur di tempat yang tak layak, tapi sekecil apapun upahnya ia tak peduli, ia tak peduli apapun kecuali aroma, ia selalu berburu aroma kemanapun, baik itu aroma kayu, air, manusia atau apapun, dan sebenarnya ia juga membenci sebuah aroma, ia menyimpan setiap aroma di dalam ingatannya.

Karena sangat suka dengan bau-bauan akhirnya ia menjadi seorang ahli parfum, ketika mencium bau parfum ia langsung tahu apa saja bahan-bahan pembuat parfum itu, ia bisa membuat parfum pertama kali mencoba, dan karena parfum itulah ia sangat terobsesi membuat parfum yang paling wangi dan tak ada duanya.

Novel ini sarat akan deskripsi aroma, hampir setiap babnya, bahkan setiap paragraf tak lepas dari deskripsi penciuman, bahkan di bab awal kita langsung disuguhkan dengan deskripsi bau kota Paris yang sarat akan bau busuk mulai dari bau kotoran di jalan sampai bau tumpukan mayat. Mungkin inilah yang membuat novel ini berbeda dari novel lainnya.

Tapi tak hanya deskripsi indra penciuman saja tentunya, suasana Prancis masa itu juga terlihat kental sekali di novel ini, dimana para pengembara masih berkeliaran dengan berjalan kaki, atau raja-raja yang pergi dari suatu tempat ke tempat lain dengan kereta kuda, serta perang yang berkecamuk di Eropa pada masa itu.

Dari sini aku tahu kalau orang-orang pada masa itu sangat fokus pada bidangnya, misalnya para ahli parfum itu akan terus bersaing demi menciptakan parfum baru agar terus eksis, para pelukis masa itu, dengan berbagai cara mereka mendapatkan penghasilan, misalnya dengan melukis seseorang yang terkenal baik itu karena kejahatannya ataupun karena kejayaan atau semacamnya, bahkan para pelukis tak segan melukis seorang napi dengan harus membayar demi mendapat lukisan yang baik untuk di copy dan di jual ke orang-orang. Begitu pula ilmuan masa itu, mereka saling membuat teori, dan mengajak orang-orang untuk mendukung dan mengikuti teori mereka.

Novel ini tergolong absurd, percampuran antara banyak genre menjadi satu,  dan itulah yang membuat petualangan Grenouille tak terduga ia kemana dan kemana, bahkan ada saat tiba-tiba terjadi sebuah pesta seks yang sangat besar yang dilakukan oleh sepuluh ribu orang, dari tua muda, kaya miskin, bangsawan semuanya ikut, ngebayanginnya jadi aneh sih.

Ini mau menulis review kok malah ngelantur kemana-mana gini ya? Jadi sebaiknya ku akhiri semua. Dan, mereka hidup bahagia selamanya.

Mau beli buku ini langsung ke sini.

Komentar

  1. What the f. Ini aku pernah nonton filmnya, dan aku suka banget. Aku baru tau ternyata film Perfume itu diadaptasi oleh novel. Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaah :D

    Si Grenouile memang gila, bisa banget dia menghalalkan segala cara buat dapatin racikan parfum yang mantap. Aku serem pas dia ngebunuh cewek-cewek.cantik. Tapi parfumnya memang luar biasa, dia sampe dipuja-puja dan nggak jadi dibunuh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. judul filmnya sama juga, ca ? gue pengen notnon yang backgroundnya jadul :3

      Hapus
    2. Iya judulnya sama, Di. Perfume: A Story of Murderer. Filmnya jadul gitu, kamu harus nonton pokoknya :D

      Hapus
    3. Kayaknya pernah nonton. Tapi lupa. :(

      Hapus
  2. Itu reviewnya nggak ngelantur Muhai, tapi jadi bikin penasaran... Itu novelnya pasti banyak ilmu-ilmu tentang parfum ya Muhai... Ada sejarah-sejarahnya gitu kan ya... Dari setiap bab selalu ada aroma ya Muhai... Pinjem dong novelnya Muhai? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya banyakj sekali, download aja pdf bahasaa inggrisnyua ada kayaknya

      Hapus
  3. Reviewnya nyambung sih, cuma ceritanya yang agak beda nih... kayanya filmnya udah ada deh ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. FILMNYA MUNGKIN YANG BEDa SAMA bukunya

      Hapus
    2. Aku udah baca. Faktanya ceritanya itu beda jauh. Banyak yang tidak sama.

      Hapus
  4. Reviewnya nyambung sih, cuma ceritanya yang agak beda nih... kayanya filmnya udah ada deh ini..

    BalasHapus
  5. aku pernah nonton filmnya, ngeri, katanya novelnya malah lebih uwow yak

    BalasHapus
  6. latar tahun 1700an ? wanjir, mantep kayaknya ini buku.
    bisa masukin whistlist nih~

    BalasHapus
  7. iya ini reviewnya malah bikin penasaran kok.
    Tapi aku gak mudeng karena tak berbau. Maksudnya bayi tak berbau bayi ini gimana ?

    Btw. pesta seksnya jangan di bayangin. Kalo yang ini bikin salah fokus nanti kamu mah hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga gak tahu bagaimana bau bayi hahaha... ya jadi bubar fokusnya di pesta itu

      Hapus
  8. Muhaeee, ini buku ada yang jual versi bahasa Jermannya gak ya? Pengen ih :)

    BalasHapus
  9. "keempat kakaknya mati dengan tenang."
    -__- berhasil mati.... bahahahhahakkkk :D

    Tak memiliki bau badan lantas anak itu dibenci?
    wih, itu kan suatu keberuntungan.
    Emangnya orang-orang jaman dulu itu hobi nyiumin bau badan orang yak?
    Eh heheheheheh :P
    Daripada bau keti... emang enak?

    BalasHapus
  10. tidak ada anak yang haram yang lahir didunia ini, semua anak lahir dengan suci dan polos tanpa dosa. yang haram itu hubungan kedua orang tua'a. Jadi jangan bilang itu anak haram.

    Ini pasti pas bikin anak'a pake dogystyle, soalnya punya penciuman yang tajam dan bisa melihat dalam gelap :v

    BalasHapus
  11. Sedaaaap. AKhirnya ada yang ngereview soal bukunya.
    Well, gue sendiri kemaren nonton dulu baru baca ini. Such a great story :))

    BalasHapus
  12. Pantesan rada nggak asing. Baca-baca komentar sebelumnya juga. Ini pernah dijadiin film? Tapi gue lupa jalan cerita keseluruhannya. Hahaha.

    Yak, ending review yang entah apa. Mereka bahagia selamanya. Hahaha. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah iya begitulah aku suka bahagia, padahal ending sebenaqrnya granoil atau siapalah itu mati ditikam orang lewat

      Hapus
  13. Wuaaaa keren. Aku sukses dibikin penasaran habis baca ini. Novelnya dipenuhi dengan deskripsi tentang indera penciuman, tentang suasana kota Paris.

    Eh ini pernah jadi film juga ya, Mae?
    Happy ending banget ini mah. Bahagia selamanya. Bhahahahaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. erngggak ini gak bahagia, endingnya swerem dah pokoknya

      Hapus
  14. aku nonton film ini sambil buka tutup mata. ngeri2 sedap. ceritanya bagus tapi ngeri euy dan agak menjijikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah katanya aku juga belum nonton , tpi ngebayangin weaktu baca byukunya aja sudah sangar kayaknya

      Hapus
  15. terus yang jadi pembunuh siapa?
    ini mirip nggak ya sama film Perfume yg ceritanya dia terobsesi sama aroma aroma manusia

    BalasHapus
  16. Saya udah nonton filmnya tapi belum baca bukunya hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

"Berkomentarlah." begitu kata Jackh Linborginh