tentang dua kucing

"Hei anak baru, apa yang kau lakukan dengan tempat makanku?" tanya Pup melihat ada makhluk yang sedang makan dari piringnya.

"Tempat makanmu? Hah?" Kata Si Hitam "Disini tak tertulis nama siapapun, dan aku yang sedang di depan makanan ini, itu berarti ini makanan untukku."

"Oh ya, sepertinya kau gila... Aku rasa sebaiknya kau menjauh dari sana sebelum cakarku mencabik-cabik kulitmu yang tertutup bulu hitam itu." badan Pup membesar, atau lebih tepatnya bulu-bulunya yang mencuat seperti bulu landak.

"Wow, aku tidak sabar menunggu saat itu, dan siapa yang gila, Kucing Gila?" Si Hitam terus melanjutkan makan tanpa memperhatikan Pup.

"Sebaiknya kau melihat kesini saat aku berbicara, Kucing Tanpa Nama"

Si Hitam menghentikan makannya dan menoleh ke arah Pup "Apa kau bilang? orang itu tadi sudah memberiku nama yang keren, lebih keren daripada namamu."

"Oh ya...?"

"Tentu saja, kau bisa memanggilku Golger, bodoh," kata Si Hitam "dan aku tadi dengar kalau orang itu memanggilmu Pup? Ha, ha, ha, ayolah, nama itu terdengar seperti poop atau berak, dan sepertinya kau bangga akan nama itu, Tuan Berak."

"Lancang sekali bicaramu, Kucing Hitam"

"Kau juga hitam, Bodoh" jawab Golger santai.

"Meawng miang meaw meong miaw meaaw" mereka berdua akhirnya bertengkar, tapi aku tidak tahu entah karena memperebutkan tempat makan itu atau mempermasalahkan nama mereka yang aneh.

Aku datang dan menghentikan pertarungan kedua kucing hitam itu, aku memang cinta damai, aku tidak suka pertengkaran, kecuali aku terlibat dalam pertarungan itu sendiri.

Beberapa hari lalu ibuku memungut kucing dari pasar, katanya kasihan, itu alasannya, tapi aku tahu persis sebenarnya ia memungut kucing itu karena dia suka warnanya yang hitam polos.

Dan tentu saja, saat sampai rumah bertemu dengan kucingku yang bernama Heimdal   tapi biasa aku panggil Pup (kalau kau bertanya apa sebabnya mungkin kau bisa membacanya disini), Mereka langsung saling memancarkan kebenciannya, melihat satu sama lain dengan amarah sambil mengeluarkan suara khas mereka. Yang aku coba terjemahkan menjadi pertengkaran  di atas tadi.

Ya, begitulah kisah mereka.

Kucing itu aku beri nama Golger, plesetan dari Holger, aku mendapat nama itu dari salah satu tokoh dalam buku The Girl Who Saved the King of Sweden, atau mungkin salah dua karena sepertinya ada dua tokoh disana yang bernama Holger, atau mungkin tiga, jika ditambah dengan tokoh sang pendeta pencerah itu.

Tapi sepertinya akan susah jika aku memanggilnya Golger, maka aku memberikan nama julukan untuk memanggilnya, akan lebih mudah jika di panggil Phil, ya Phil menurutku itu nama yang sederhana dan mudah di ingat (aku rasa ini sebuah alasan yang sangat kuat).

Phil masih seumuran dengan Pup, sepertinya, karena ukuran badannya sama, warnanya juga hitam, tapi tak seperti Pup yang masih ada corak putihnya, seluruh bulu di tubuh Phil berwarna hitam. Seram.

Walaupun sama-sama hitam, dan sama-sama memiliki nama aneh dari dataran Skandinavia tapi keduanya memiliki sifat yang berbeda, Phil lebih penyabar dan pendiam, dia baik hati dan tidak sombong, tentu aku tidak akan menambahkan rajin menabung karena itu gak lucu, sementara Pup lebih aktif, Pup suka berlarian dan mencakar-cakar kaki orang serta mencakar apapun yang di temukannya, terkadang dia mengejar ekornya sendiri dan berputar-putar sampai dia mabuk dan mengumpat-umpat karena mabuk, tentu dengan bahasanya sendiri.

Karena intensitas pertengkaran antara mereka sangat tinggi setiap kali bertemu, maka aku memutuskan untuk membagi wilayah kekuasaan mereka menjadi dua, aku pertemukan kedua kucing itu.

Kemudian aku berbicara di depan kedua kucing yang saling pasang kuda-kuda menyerang.

"Hei, Phil, Pup, sepertinya kalian terlalu sering bertengkar, aku akan membagi wilayah menjadi dua bagaian dimana kalian bisa berkuasa di tempat kalian dan kalian tidak boleh mengganggu satu sama lain," kataku "Pup, kau mendapatkan bagaian rumah depan, kau bisa menonton tv disana, hebat, kan? tapi kau tidak boleh menggangguku ketika aku menonton acara kesukaanku. Dan kau, Phil, kau bagian belakang, kau bisa bereksperimen dengan banyak hal disana, kau juga bisa mencuri makan sebelum waktumu makan, tapi aku harap kau tak melakukan itu, dan aku mohon ijinkan Pup ke belakang saat dia kelaparan"   aku melihat kearah mereka yang sepertinya masih saling tatap dan tak memperhatikanku   "dan yang terakhir aku mohon kepada kalian berdua agar mau berbagi piring untuk makan, karena aku tak ingin mengeluarkan uangku untuk membeli piring baru."

Dari mata mereka sepertinya terpancar raut tidak terima dengan usulku, tapi aku tak peduli akan hal itu, atau mungkin sepertinya mereka memang tidak paham dengan apa yang aku katakan, padahal aku sudah mengatakan dengan bahasa mereka yaitu meong-meong, walaupun sebenarnya aku sendiri bingung mengatakan apa.

Aku mengangkat mereka berdua dengan kedua tanganku dan mendekatkan mereka satu sama lain, agar mereka mau bersalaman dan menyepakati perjanjian ini, tapi yang terjadi malah: tanganku di cakar kedua kucing tadi dan mereka langsung lari, Sial, dasar anjing (terkadang saat kau kesal kau akan bingung itu kucing atau anjing)

Setelah itu, sepertinya Pup memahami apa yang aku katakan, karena dia selalu di depan, dan saat tidur malam hari dia juga tidur di depan tipi, sementara Phil dia sepertinya tidak paham dengan apa yang aku katakan karena terkadang dia juga ke depan untuk apalah aku tidak tahu, dan Phil suka tidur di kamarku, aku berharap Phil tidak buang air besar di kasurku karena jika hal itu terjadi maka aku pasti akan mengganti namanya menjadi Pup, karena sudah ada Pup maka akan aku panggil Pup Dua.

Walaupun Phil sering melanggar perjanjian, tapi sepertinya itu adil, karena Pup juga sering ke wilayah Phil untuk makan, maka sepertinya ada baiknya jika aku batalkan saja perjanjian bodoh ini, lagi pula yang bertengkar adalah mereka, bukan aku, dan seharusnya aku tak peduli dengan urusan bangsa kucing. Dan untuk membatalkan perjanjian ini aku tidak akan lagi menyuruh mereka bersalaman, percayalah aku tak sebodoh itu.

Biarlah, aku batalkan atau tidak sepertinya sama saja, tidak ada yang peduli. Bahkan kucing-kucing itu, sepertinya mereka hanya memerlukan makan dan tidur, mereka tidak akan paham dengan apa yang aku katakan.

Jadi, pada akhirnya aku tak mempedulikan mereka, dan biarlah mereka saling bertengkar, karena Phil mempunyai sifat yang kalem dan bla bla bla seperti yang aku katakan tadi, akhirnya Phil mengalah, Phil pergi dari rumah entah kemana gak tahu, dan parahnya Phil gak pamitan denganku. Aku tahu, sepertinya Phil tidak suka aku memanggilnya Phil.

Dua hari kemudian Phil di temukan mati kaku.

Tamat.

Cerita yang amat sedih, bukan?

Aku teringat hari-hari bersamanya, walaupun hanya dua hari, aku ingat suarnya saat dia minta makan, aku ingat saat dia tidur di pangkuanku ketika aku sedang membaca buku, aku ingat saat dia tidur mendengkur dengan suara mesin diesel, selamat jalan Kucing Hitam, aku sudah tidak memanggilmu Phil lagi.

Sepertinya Phil lebih suka mengikuti nalurinya sebagai kucing pasar, dia tak suka di rumah, dan nyatanya dia mati dengan mengenaskan, entah keracunan atau apalah aku gak tahu. Aku tahu seharusnya kau tak usah pergi keluar, Phil. Tapi biarlah, sekarang tinggal Pup yang di rumah, dia bermain sendiri tanpa teman, sekarang dia kesepian, sepertinya.


... dan mereka hidup bahagia selamanya.

Komentar

  1. Phil pasti mati keracunan setelah makan tikus tuh, *pengalaman udah 2 kali melihara kucing yang mati mendadak

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang makan tikus bisa bikin keracunan ya? wah baru tau nih

      Hapus
    2. Kayaknya mati keracunan namanya sendiri deh, pil. Eeh..

      Hapus
    3. Bisa jadi mba, kalo kucing yang sebelum'a udah makan racun terlebih dahulu

      Hapus
  2. Tapi ngomong2 kenapa mas muhae bisa ngerti bahasa kucing yah ??? jangan - jangan ... hahah,, semoga phil tenang hidup di alam sanah...

    aku follow dulu yah blog mas muhae ???

    BalasHapus
  3. kok gue jadi sedih ya bacanya
    dan apa cuma gue yang ngerasa kalo hidup phil terlalu mengenaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tenangl;ah sobat hapus air matamu, dan menagislah lagi supaya kau punya sesuatu untuk di hapus

      Hapus
  4. Kucing pasar gak betah dirumah.. phil kayaknya gak betah di kasih peraturan deh, amanya juga kucing pasar.. atau mungkin juga muak dimusuhi pup, sakit hati dia makanya pergi..

    Kasian.. semoga dia lebih diterima di sisiNya.. #eeh kucing pasar kalem..

    BalasHapus
    Balasan
    1. seperti itulah, aku tahu seharusn ya tidak usah mengaturnya.... tidak, jangan salahkan pup, dia masih kecil tidak tahu apa apa

      Hapus
  5. kasihan ya si philll....salam kenal dan izin follow blognya :)

    BalasHapus
  6. Penjabaran Phil yang hitam polos beneran bikin merinding seram nih Muhai... saya takut kucing serius.... :) Tapi phil yang mati kaku pasti bikin sedih tuh ya wkwkwkwkwkw :)

    BalasHapus
  7. Aku pernah ada di posisi kamu, pernah jadi wasit pada dalam pertarungan antar kucing, pernah di cakar bangsa kucing, dan dannn eh yang terakhir itu si Phill kasihan banget :( Aih Kenapa bisa mati gitu? kira-kira umurnya phill berapa sih? duh semoga tenang di alam sana ya, Phill. Aaminn :"

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, entah berapa banyak luka yang ku dapat karena di cakar kucing, iya phil memang selalu tenang

      Hapus
  8. Nyeritain kucing berdialog gitu kamu ya Man :' dan endingnya kok jadi sedih gimana gitu ya Phil mati :'
    Keracunan ya? tapi kemarin aku liat kucing makan racun tikus, dia cuma muntah aja gitu :' jadi, phil keracunan apa ya :'

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin dia keracunan namanya , begitu kata kebanyakan orang hahaha

      Hapus
  9. Hmm kayaknya Phil keracunan makan pil atau Phil overdosis akibat mengonsumsi pil.

    Kamu kenapa bisa nulis fiksi sekeren ini sih Mae? Dari sekian banyak aku bw dan baca fiksi di blog orang, kamu yang paling keren. Suka aja gitu. Feelnya dapat. Jadi terbawa suasana.
    Kebanyakan yg cewek biasanya nulis fiksi tentang cinta-cintaan. Kadang dari awal baca udah ketebak endingnya gimana.
    Punya kamu enggak. Jadi penasaran bacanya sampai habis.
    Pemilihan katanya juga asyik. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya dia tidak doyan pil kb.

      terimakasih, ini semi fiksi gitu, akyu mau nulis cinta cintaan gak poaham banyak tentang cinta, jadi inilah yang bisa aku lakukan

      Hapus
  10. selalu sedih saat mendengar ada kucing mati, apalagi jika mati dengan kondisi mengenaskan seperti si Phil itu :'(

    BalasHapus
  11. jadi... ini kejadian melalui kacamata si kucing.. :")

    BalasHapus
  12. Bentar, si phil mati karena mungkin keracunan minum pil...
    auklah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mungkin saja, siapayang tahu?

      Hapus
    2. Apa harus gue panggil detektif conan sama kogoro mouri biar kasus phil ini terbuka? Hmm...

      Hapus
  13. RIP utk Phil, semoga tenang di alam sana
    Mungkn phil mati karena racun menahan 'rindu' upsss

    BalasHapus
  14. si pup itu kayaknya masih muda karena masih suka main
    semenatara phil udah tua. karena diem gitu


    aku juga punya kucing dan uah beranak. kali ini semuanya dominan hitam. satu hitam polos, hitam dengan 20% putih sama hitam coklat

    BalasHapus
  15. Phiiiiiilll, kenapa kamu mati dengan cepat? :( Semoga mati dengan kaku gitu adalah mati yang khusnul khatimah buat dia yaaa :)
    Mungkin itu doanya si Pup kali ya. Jahat banget sih si Pup. Dasar tokhaaaaay! *emosi*

    BalasHapus
  16. Mmgkucing kalo diajak ngomong ngerti gitu yaaa ???

    BalasHapus

Posting Komentar

"Berkomentarlah." begitu kata Jackh Linborginh