futsal malam dan kuliner ekstrim
Cidera-cidera di kakiku sudah sembuh, sekarang aku bisa
kembali berjalan dan berlari dengan normal, udah gak jalan kayak bencong
keguguran terkena radiasi.
Satu-satunya alasan aku bilang begitu adalah karena beberapa
minggu yang lalu aku cidera karena bermain bola atau futsal atau apalah itu,
dan sembuhnya lama banget sih, hampir sekitar tiga minggu, dan itu aku biarkan
saja, aku pakai buat main sepak bola terus, dan tidak sembuh-sembuh, malah
semakin bertambah cidera baru, dan sembuhnya adalah karena aku sudah putus asa
hampir minum oralit agar perutku tidak sakit (gak nyambung), ya sembuhnya
adalah setelah aku memijatnya sendiri, aku tak pernah menyangka aku mempunyai
bakat pijat.
Dan malam jum'at kemarin, temanku ngajak lagi buat main
futsal, mereka sudah booking untuk dua jam, sebenarnya aku sih tidak mau, ya
karena udah malam aja, jam setengah sebelas malam baru berangkat, ntar selesai
jam satu malam, aku takut paginya nganggurku kesiangan. Aku juga takut karena
ini malam jum'at, kan gak lucu kalau ada pocong ikutan main jadi kiper
loncat-loncat gitu tapi gak bisa nangkap bola. Tetapi karena tidak enak mau
menolak ajakan mereka, akhirnya aku terpaksa ikut saja, ya gapapa lah gratis
juga kok.
Alasanku ikut sebenarnya aku ingin ngikut wifi gratis aja,
ngirit hehe. Ya siapa juga yang mau main futsal malam-malam, bayangin aja
keringetan malam-malam, mau mandi gak enak, pasti dingin, abis itu pasti juga
masuk angin, mau gak mandi keringetnya banyak, tidur keringetan gerah gak enak
banget, gak bisa tidur, kan.
Dan alasan yang terakhir adalah
aku kelaparan, dirumah gak ada makan, ya walaupun aku tahu lapar itu hanya
ilusi, tapi kalau kau lapar dan berkata begitu sudahlah itu terserah kamu, jadi
aku ikutan buat cari makan sekalian lah.
"Oke, nanti habis futsal kita makan" kataku
kepada Mazhudi.
"Ya" Jawabnya.
"Ini mainnya berapa jam?"
"Dua..."
"Selesainya jam berapa?"
"Dua be..."
"Terus nanti ada minumnya
gak?"
"Ad..."
Sebelum dia menjawab aku tanya
lagi "Ada makan gak?"
"Engg..."
"Nanti habis futsal cari
makan, kira-kira ada yang masih buka gak?"
"Ak..."
"Enaknya makan apa?"
"Ke..."
"Nasi goreng enak gak? Atau
ketoprak ada gak ya? Kira-kira masih buka gak ya? Kamu punya pin bb-nya?"
"... matamu"
Sampai ditempat futsal seseorang bertanya kepadaku
"hei, kau ngapain disini?"
Aku bengong, gak tahu siapa yang ditanya karena ada banyak
orang di sekitarku "aku" kataku menunjuk diriku, "aku ngikut
wifi" kataku tertawa.
"Astagfirullah, ayo ikutan main"
"Enggak" kataku "heh kau, sebaiknya kau
ikutan sana" kataku kepada temanku yang di sebelahku.
"Ntar, ini wifian dulu"
"Astagfirulah, matikan, matikan saja wifinya pak"
kata orang dari dalam lapangan.
"Jangan, dia tidak bersalah, bunuh saja aku,"
kataku "jangan bunuh wifi, dia tidak bersalah, ku mohon, jangan bunuh dia,
ku mohon..."
Ya, kalau gitu semuanya malah gak jadi main, lagian tempat
futsal dikasih wifi, ya jadi gini. Lagian futsal dua jam orangnya banyak,
pasti kan pakai wifi yang gak main, tapi kayaknya lebih banyak yang gak main,
termasuk aku, aku wifi an saja dari awal sampai akhir, memperbaharui
aplikasi-aplikasi gitu, gak ikutan main. Begitulah cara hidup menjadi kaum
wifi.
Setelah selesai futsal kami semua pulang dengan damai,
tanpa ada keributan, dan tapi ada yang pulang gak pake kaos, telanjang gitu
aja, gak kedinginan apa, gak masuk angin, gila, keringet kemana-mana bulu ketek
menjuat layaknya kulit durian, uh geli liatnya, apa ku bilang tadi, kalau
malam-malam jangan futsal.
Semuanya pulang, kecuali aku dan Mazhudi tadi, seperti yang
aku bilang, aku kelaparan, dan ternyata eh ternyata, setelah kami lewat nasi
goreng langgananku, ternyata udah tutup. Dan aku masih lapar.
Dan mulai dari sinilah kisah horror
itu berawal.
Dengan terpaksa kami melanjutkan perjalanan pulang, tapi di
tengah perjalanan kami menemukan penjual ketoprak yang masih buka, dan kami
berhenti untuk makan. Ya lumayan lah, gak ada nasi ketoprak pun jadi.
Ternyata oh ternyata pepatah itu tak berguna lagi, setelah
aku melihat apa yang akan aku makan, ya jadi setelah dua porsi ketoprak sambal
kecap di hidangkan di hadapan kami, aku mengambilnya satu, dan kemudian apa
yang terjadi pemirsa...
Dan yang terjadi adalah, ada benda hitam kecil panjang satu
helai di ketoprak itu, KETOPRAK YANG AKAN AKU MAKAN ADA RAMBUT PENJUALNYA. Damn
it.
Mungkin kalau aku seorang Chef Juna aku akan memamerkan
tatoku dan marah-marah gak jelas, dengan bilang teksturnya kasar lah atau
apalah, tapi sayangnya aku gak punya tato. Sebenarnya Aku juga mau protes tapi
aku takut, ini sudah tengah malam, bagaimana kalau tiba-tiba orang ini berubah
menjadi vampir atau sejenisnya, atau mungkin penjual ini mempunyai gergaji
mesin yang di sembunyikan, dan akan mengeluarkannya ketika ada orang yang
macam-macam dengannya.
Jadi aku terpaksa memakan rambut itu, ya enggaklah. Aku
makan keroprak itu dengan meneliti, bahkan sesaat aku bingung dan bertanya
"apakah aku seorang peneliti? Ataukah aku pakar telematika?" (gak
nyambung) Ya, intinya aku memakan itu dengan hati, memilih potongan-potongan
yang tidak bersinggungan dengan rambut itu.
Jujur aku benar-benar mual saat mencoba menelan
potongan-potongan itu, aku terpaksa karena ketika aku melihat ke arah
penjualnya, dia sedang menguap, dan dia benar-benar terlihat seperti serigala,
bedanya orang itu tidak mengeluarkan suara "auwwww", apakah dia
benar-benar siluman serigala? Hanya orang itu dan beberapa keluarganya yang
tahu, dan juga musuhnya, dan juga orang-orang terdekatnya, dan juga para
pendampingnya, dan juga vampir lainnya, ya pokoknya banyak lah yang tahu, tapi
aku tidak tahu.
Beberapa menit kemudian, Mazhudi sudah menghabiskan satu
porsi ketoprak itu dan bilang, "kenyang, agak pedas, dan berlendir, tapi
teksturnya kenyal dan agak hmm..."
Dan aku bilang "Matamu" udak kayak master chef aja
dia. Aku mau menceritakannya kepada Mazhudi tapi aku takut dia muntah seketika
di tempat itu, dan membuat siluman itu semakin marah, tapi itu kalau orang ini
benar-benar siluman.
Aku berhenti, aku menyerah, aku mencoba menghabiskannya,
tapi aku rasa tak bisa, aku hanya makan beberapa suapan saja, masih tersisa
sangat banyak sekali.
Aku memberikan uang kepada Mazhudi dan segera keluar dari
sana. Sebelum aku keluar penjual itu bertanya kepadaku "Kok gak habis? kepedesan ya?"
Dan aku menjawab sambil tertawa canggung "Iya, pedas
banget" tapi dalam hati aku berkata pedas matamu cuk.
Aku tidak tahu apakah di ketoprak yang Mazhudi makan ada rambutnya atau tidak, tetapi aku hampir menceritakannya langsung kepada Mazhudi tentang
kuliner ekstrim yang hampir--atau mungkin sudah--aku makan, tapi aku tidak tega, aku takut dia
muntah-muntah malam itu dan apalagi kalau ternyata di rambut itu ada kandungan T virus yang bisa mengubah seseorang menjadi zombie. oh tidak aku tidak mau membayangkan akan hal itu. Jadi, pada akhirnya aku membiarkannya dan aku akan menceritakannya kalau dia sudah siap. Sudah siap menjadi zombie.
ingat, ini martabak, bukan ketoprak. |
Tadinya aku ingin memfoto ketoprak itu, tetapi karena sekali lagi aku bilang takut kalau penjualnya adalah seorang vampir, jadi aku tidak memfotonya dan memberi foto martabak keju saja.
Aku rasa tidak ada akhir bahagia di pos kali ini. tapi aku akan tetap menambahkan kata-kata itu.
Dan mereka hidup bahagia selamanya.
Masih gak kapok juga main futsal. Haha.
BalasHapusKetahuan fakir kuota. Sama, aku juga gitu sih kalau udah ketemu wifi. Langsung autis.
Mungkin Mazhudi lapar dan lelah, makanya gak sempat buat neliti ketopraknya ya. Haha. Mudahan kalau ada rambutnya, bisa masuk ke saluran pencernaan dengan baik. Jadi dia bisa menyadari ketoprak itu berambut pas lagi boker.
haha sebenarnya ih gak terlalu hobi tapi aku suka futsalcuma pasgebrak-gebrak doang...
Hapusya mungkin begitu, tapi
Bencong keguguran kena radiasi itu gimana?
BalasHapusya gak tahu aku ngasal aja kak
HapusIkutan futsal demi seonggok wifi gratis... apa banget beginian -_-
BalasHapusya begitulah hidup bro
HapusKe lapang futsal cuma cari wifi gratis doang -_-
BalasHapusEkh Man, jangan-jangan itu rambut'a kuntilanak lagi :D
dan itulah yang aku takutkan
Hapusmasih ajah futsal mlm :)
BalasHapusenggak mlm kok. cuma futsal
HapusKalo cuma kaki terkilir itu biasa, kalo hati terkilir baru binasa :-(
BalasHapusya silakan
HapusTerus hubungannya apa dengan martabak, kalo gak ada foto ketoprak berambut ya uda gak di kasih foto aja muh,.
BalasHapus#saran bijak.
ya emang gakada sih
Hapusmasih untung baru rambut, coba kalau bulu ketek penjualnya...
BalasHapushaha gue gak bisa ngebayangin
HapusGambar martabak kejunya gak kelihatan di layar komputer punya ku lo Muhai, hahaha, iya itu gaya bencong kena radiasi gimana tuh? Coba difoto Muhai, wkwkwkwkwkwkwkwkwkw :)
BalasHapusya gak emang gelap, tapi keliatyan kok
Hapusmewah tempat futsalnya sob, ada wifi segela, rajin ya main futsal malam malam, hahahah
BalasHapusitu martabak kayak apa jadinya kalau di foto tempat gelap
ya mewah
HapusSalam kenal sob, sepertinya saya pertama datang disini
BalasHapusya aku juga pertama baca komentarmu
Hapuskalau di tempat futsalnya ada wifi gratis pasti rajin dateng kesana :D
BalasHapusbencong keguguran terkena radiasi ---> naas amat nassibnya nih ampibi
BalasHapusmain futsal itu kayak jatuh cinta, sakitnya baru terasa setelah berenti
ya begitulah
Hapushahhaha aku juga suka jijik bgt kalo nemu makanan ada rambutnya gitu hihhhh.....lgs males liat penjualnya... krn kalo liat, dan aku ngerasa rambutnya berminyak ato curiga kutuan, duuuh selera makan lgs lenyap seketika -__-
BalasHapusya begitulah
Hapusenak banget ya ada wifi
BalasHapusaku juga males ya rasanya kalo makan sesuatu ada rambutnya, kesan nya tuh jorok kurang teliti dalam menghidangkan.
BalasHapusoh ya futsal kayanya udah jadi hobi utama para cowo ya, walaupun malem2 juga pasti di belain demi futsal
ya begitulah, semua orang pasti jiji...
Hapusaku gak terlalu hobi kok, cuma main pas pengen aja
hahahaa malah numpang wifi. Wkaka :D
BalasHapusWew. Ada sehelai rambut dalam ketoprak. Tenang mae, itu berarti dalam ketoprak terdapat vitamin K.
K-etombe
hahahaa khayalan lu terlalu tinggi. Yakali ada T virus trus jadi zombie. Wkakaa
hahah ketombe itu vitamin ya, hahaha
Hapuswaduh ketopraknya penjabarannya nyeremin juga ye muh
BalasHapusya begitulah apa adanya karena memang serem kak
HapusJd cuma ngikut karna ada wifi doang? Itumah namanya jd maen wifi, bkan maen futsal :')
BalasHapusYah, gue kira horror apanya. Kalo soal makan makanan yg berambut sih gue sering. Ntah itu msakan emak gue, nenek, atau tante, pasti suka ada rmbutnya deh. Gak sring2 amat sih.. Kdang tuh rambut malah udh msk ke mulut gue brsma makanan yg gue kunyah. Pas gue nyadar kalo di mulut gue ada rambut ya gue kluarin. Tp makanannya ttep lancar2 aja gue telen. Apakah itu sangat menjijikkan bagimu? Sepertinya aku justru sdah trbiasa dgn hal itu. Haha. Maafkan aku karena tlah mengatakan hal ini padamu. Mdah2an kau membaca ini tidak sambil makan yah :D
Gampang, kalo tbtb kang topraknya brbah jd vampir, kasih oreo aja. Siapatau vampirnya bsa jd baik. Duh, martabaknya tampak menggiurkan.... Mskipun gambarnya gelap. Btw, ada rmbutnya gak tuh di martabak?
hah kenapa kamu doyan...?
Hapusya kali oreo,