8 paginya

 ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya yang berjudul Suara Menakutkan, jadi buat yang belum baca, silahkan baca terlebih dahulu episode-episode sebelumnya supaya agak nyambung gitu, walau kayaknya memang agak membingungkan, karena ini cerita bergenre fantasi, misteri, kriminal, thriller, roman dll semuanya menjadi satu, sehingga saya tidak tahu apa genrenya. semuanya saya tulis dalam waktu yang berbeda-beda dan kalau lagi mood saja. oke, silahkan menikmati.

...
Keesokan harinya setelah kejadian malam itu, mereka bedua kembali ke kantor polisi untuk menemui Pak San Antino.

Masih benar-benar pagi untuk ukuran anak malas seperti mereka berdua, anak yang hari-harinya di habiskan untuk nongkrong dan bernyani gak jelas, dan yang satunya lagi menghabiskan waktu untuk melukis sketsa pohon kaktus. Bayangkan saja setelah kejadian hari itu Albert langsung bangun jam 5 pagi dan langsung menuju kantor polisi yang masih sepi hanya ada beberapa polisi yang bermuka kusam karena jaga malam, dan setelah itu lima menit kemudian tibalah Romeo bernyani pagi di depan kantor, "konser pagi yo", begitu Romeo menyebutnya, "Berisik!!!" Begitu polisi menyebutnya, dengan tiga tanda seru.

Setelah Pak San Antino tiba disana, Albert dan Romeo segera pergi menemuinya dan menunggu perintah apa yang akan di berikan kepada mereka.

"Jadi kalian pagi sekali datang kesini" kata Pak San Antino "saya dengar kalaian tadi pagi nyanyi-nyani ya di kantor ini"

"Yo enggak yo, bapak salah yo" jawab Romeo masih dengan nada "yang nyanyi saya yo, dia gak ikut nyanyi pak, di cuma nonton dan berjoget saja".

Pak San Antino menghela nafas dan mulai memberitahukan apa yang haris mereka selidiki, Pak San Antino menginginkan Albert dan Romeo untuk menyelidiki siapa yang memasang bom di kantornya, dan juga mencari tahu suara apa yang sempat mereka dengar tadi malam, pada intinya Pak San Antino menyuruh mereka untuk menyelidiki siapa yang meneror kantor polisi itu dan apa yang mereka inginkan.

"Yo gampang yo" kata Romeo.

Albert mebggebrak meja, dan Pak San Antino kaget, dan Albert berkata "Itu masalah sepele pak, ada masalah yang lebih serius" katanya "kita harus makan karena kita kelaparan, sejak kemarin kita belum makan, bangun tidur kami langsung kesini karena kami begitu senang bisa bekerja dengan bapak"

"Yasudah ayo kita makan dulu" jawab Pak San Antino. Dalam hatinya berkata, kenapa saya bisa memperkerjakan mereka ya?

Mereka bertiga pergi ke kantin kantor polisi, dan mereka makan disitu, mereka makan banyak sekali, tetapi tidak dengan Pak San Antino, Pak San Antino hanya bengong melihat kedua orang aneh itu makan.
Setelah selelsai makan, mereka bertiga langsung mulai menyelidiki kasus peneroran kantor polisi itu.

Albert mulai menyelidiki, dia melihat ruangan Pak San Antino, menelusurinya dari sudut ke sudut, dari bawah keatas, dan diatas Albert melihat sebuah benda, benda itu disebut kamera CCTV, dan Albert langsung mengajak ke ruangan tempat mengawasi itu.

"Iya ya, saya lupa kalau ada kamera cctv di kantor ini" kata Pak San Antino.

"Nah, maka dari itu, mari kita lihat" kata Albert dengan muka yang agak meyakinkan "kira-kira kapan penjahat itu memasang bom di bawah kursi?"

"Kapan yo, aku tak tahu yo"

"Romeo, kalau Anda menjadi penjahatnya, kira-kira kapan kau memasang bom itu?" Tanya Pak San Antino ke Romeo.

"Bapak!!!" Jawab Romeo ahak shock "tidak pak, saya bukan penjahatnya, saya tidak mungkin melakukanya pak, lihat saja muka saya begitu imut pak, mana mungkin anak seimut saya melakukan tindak laku kejahatan? Percaya saya pak, daya tidak melakukanya" jawab Romeo terus menerus dan kini tanpa nada, sepertinya itu karena dia panik.

"Romeo-"

"Roy-" sela Romeo.

"Iya, Roy, maksud saya, saya cuma tanya, andaikan saja, itu tisak benar-benar terjadi"

"Yo, iya pak, saya takut pak"

"Takut kenapa, kamu sudah saya angkat menjadi detektif saya, kamu tidak boleh takut"

Sementara mereka berdua terus berdepat, Albert sedari tadi masih memandangi monitor dan berusaha mencari-cari kapan pelaku memasang bom tersebut.

Dengan masih memandang ke monitor Albert melemparkan pertanyaan ke Pak San Antino.
"Pak biasanya berapa lama timer pada bom?"

Pak San Antino hanya menggeleng dan menjawab tidak tahu.

Albert menyimpulkan kalau waktu di ketahui timer pada bom itu adalah masih satu hari empat puluh menit, berarti pemasang bom itu memasang bom pada hari sebelumnya. Entah kenapa Albert mengambil kesimpulan itu.

Dan setelah mengambil kesimpulan sepihak itu, Albert langsung melihat cctv hari sebelum penemuan bom itu. Albert melihat ke monitor dengan aktual tajam terpercaya.

Betapa terkejutnya ia melihat Pak San Antino sedang menari bak penari seteriptis terekam cctv, Albert langsung tertawa terbahak-bahak, "Romeo lihat ini, kau pasti tidak akan bisa menahan tawamu kalau melihat ini".

"Apa-apa, berikan padaku" jawab Romeo, dan langsung mendekatkan mata ke monitor.

"Wahaha" Romeo ikut tertawa. Dan ia meminta mengulanginya lagi pada bagaian itu.

Karena penasaran Pak San Antino juga ikutan, tapi ketika Pak San Antino melihat itu ia tidak tertawa, dan kedua orang yang sebelumnya tertawa juga langsung diam hanya bisa menelan ludah.

"Lanjutkan penyelidikan kalian atau aku penggal kepala kalian dan aku jadikan sovenir"

"Sovenir apa pak?" Tanya Romeo mencoba bergurau. Pak San Antino melirik tajam ke Romeo.

Albert kembali melanjutkan pencarianya, ia melihat sosok wanita yang sedang bicara dengan Pak San Antino, wanita itu terlihat mencurigakan, ia duduk tidak tenang di kursi itu tanganya seperti merogoh-rogoh ke tas belanjaan yang biasa di bawa ke pasar, tas itu penuh dengan  sesuatu yang tampaknya adalah sawi, wanita itu mencari-cari sesuatu di dalam tas, tak lama kemudian perempuan itu melirik kanan kiri dan ia seperti menjatuhkan sesuatu dari meja Pak San Antino,wanita itu kemudian menunduk di hadapan Pak San Antino, tanganya menuju kebawah kursi, dan beberapa saat kembali duduk normal menghadap ke Pak San Antino.

"Pak, apa Anda ingat wanuta itu?" Kata Albert menunjuk monitor yang menunjukan wanita, lebih tepatnya punggung wanita yang sedang berbicara dengan Pak San Antino.

"Itu...!!!" kata Pak San Antino agak kaget "sebentar, saya ingat-ingat dulu siapa yang kemarin berbicara dengan saya"

...
Bersambung episode berikutnya...

Komentar